TA‘AT PADA ORANG TUA DAN IKATAN PERNIKAHAN
طاعة الوالدين والزواج
الزواج أمر جليل الشأن، لأنه ارتباط حسي وروحي بين الزواج
وزوجته، وتترتب عليع حقوق وتبعات وواجبات كثيرة، فينبغي أن يتم بالرضا والموافقة،
وليس لأحد أن يرغم الشاب على التزوج بمن لا يريد، كما أنه ليس لأحد أن يرغم الفتاة
على التزوج بمن لا تريد
وقد يكون من حق الوالدين أن ينصحا ابنهما بما فيه إرشاده
ومصلحته، وأن يوضحا له ما هناك من حسنات وسيئات، و يبذلا غاية وسعهما في ذلك. ولكن
لا يحمل بهما أن يرغما ابنهما على التزوج بمن لا يريد ولا يحب، و من حقه الشخصي أن
يقرر بنفسه مصيره في الزواج.
ويدعو الأدب وحسن المعاملة مع الوالدين أن يكون الابن مؤدبا
مع والديه، وأن يحفظ حقهما في العناية بهما، والرعاية لهما، والاستماع منهما،
وعليه أن يحاول بكل ما يستطيع أن يقنعهما بوجهة نظره في أدب واحترام، وأن يذكرهما
في رفق ورقة وبراعة أنه هو الذي سيتزوج، وأنه هو الذي سيرتبط بالزوجة في كل شيء.
وفي النهاية من حق الابن إذا أصر الوالدان على موقفهما أن
يتزوج بمن يحب، ولو خالف رأى الوالدين، مع الاحتفاط بحسن المعاملة لهما.
والله تبارك وتعالى أعلم
Pernikahan merupakan perihal yang serius. Sejatinya
karena pernikahan ialah ikatan perasaan dan spiritual antara pasangan suami
istri. Di dalamnya terdapat hak dan kewajiban. Maka sudah barang tentu perlu
disempurnakan dengan ridha dan kesepakatan. Tak ada seorang pun yang bisa
memaksa seorang pemuda untuk menikah dengan seseorang yang tidak dia inginkan,
begitu pula tak ada seorang pun yang bisa memaksa seorang perempuan untuk
menikah dengan seseorang yang tidak dia inginkan.
Sebagian dari hak orang tua ialah memberikan
nasehat yang berupa saran dan hal-hal yang memberi maslahat kepada anaknya. Pun
memberi penjelasan tentang plus minusnya pernikahan dan mengerahkan segala kemampuannya terhadap
hal itu. Akan tetapi tidak membuat paksaan kepada anaknya agar menikah dengan
seseorang yang tidak dia suka dan tidak dia cintai. Dan dari sebagian hak
pribadi seseorang adalah memutuskan pilihannya dalam pernikahan.
Seorang anak yang memiliki etika hendaknya
bersikap santun dan baik terhadap orang tuanya. Menjaga hak mereka dalam
kepedulian dan perlindungannya, mendengarkan mereka, dan berusaha untuk
menerima pandangan mereka dengan penuh penghormatan dan santun. Serta berbicara
kepada mereka dengan lemah lembut, berbicara bahwa dia hendak menikah dan
bahwasanya akan ada ikatan antara dia dengan pasangannnya di setiap keadaan.
Akhirnya,
di antara hak anak, jika orang tua keukeuh pada prinsip mereka,
adalah dia menikah dengan orang yang dicintainya meskipun menyalahi pilihan
orang tuanya. Tapi dia wajib menjaga hubungan yang baik dengan orang tuanya.
Wallâhu tabâraka wa ta‘âla a‘lamu []
المصادر : نصوص عربية لأستاذ أسيب تمام. أعدّها ونقلها من كتاب "يسألونك في الدين والحياة" للشيخ أحمد الشربصى وكتاب "سيرة الصحابة" للشيخ مصطفى مراد وكتاب "لا تحزن" للشيخ عائض القرني
Diterjemahkan oleh: Laila Nurbarkah
Keyword: Taat, Orang tua, Pernikahan