Friday, 22 September 2017

SETIAP MALAM


Laila NB.


Setiap malam, kupandangi langit-langit kamar. Barangkali saja,
Cicak mampu melukis parasmu dengan sederhana
Setiap malam, aku tidur saat larut menjelang. Sepotong kayu ulin
yang kau hadiahkan, ialah fragmen kenangan
Setiap malam, aku terpejam sembari memeluk harapan.
Barangkali, esok ialah perjumpaan lagi
Barangkali, esok ialah penyatuan

September 2017

PURA-PURA


Laila NB.


Hari-hari demikian rupa-rupa
Dan hidup ialah sandiwara, katanya
Berarti ada pura-pura di dalamnya
Ya, pura-pura tak merindukan seseorang—salah satunya 
            Ketika pura-pura,
            Rupa-rupa ingatan berpendaran
            Lantas, paru-paruku menghela nafas
            Lebih dalam

September  2017

AKU SULIT MENULIS PUISI

Laila NB.



Aku sulit menulis puisi
Saat kenangan berkelebat
Dan rintik hujan parau
Menyeru rindu

Aku sulit menulis puisi
Ingin kutulis tentang sandal jepit
yang kau pakai
sepeda yang kau kayuh
kopi yang kau pesan, dan
tusuk sate yang kau habiskan

Aku sulit menulis puisi
Ingin kutulis tentang musykil
Bahkan mustahil—yang kerap mereka ceritakan

Aku sulit menulis puisi
Ingin kutulis sebaris do’a
“Semoga Tuhan menguatkan”

14 Maret 2017