SUNGAI YANG BERSEDIH
Oleh: Laila Nb.
Setiap pagi, matahari datang menyapa
kawan-kawannya yang ada di bumi. Tetapi pagi ini berbeda, matahari melihat
salah seorang kawannya murung. Kawan matahari yang murung itu ialah sungai.
Wajah sungai begitu murung dan matanya sesekali menitikkan air mata. Melihat
keadaan itu, matahari pun mencoba bertanya kepada sungai. Kenapa pagi ini
sungai berwajah seperti itu.
“Sungai, dari tadi aku
memperhatikanmu. Kau terlihat murung. Apa yang terjadi, sungai?”, tanya matahari.
“Hiks....hiks”, suara sungai sedikit
terisak
“Kenapa? Ada apa sungai?
Berceritalah padaku! Barangkali, jika kau bercerita kepadaku, hatimu akan
sedikit lebih tenang, dan sedihmu akan mereda”, kata matahari
“Baiklah matahari, aku akan
bercerita”, jawab sungai kepada matahari
“Iya, silakan, akan kusimak
baik-baik sesuatu yang membuatmu sedih”, sahut matahari.
“Lihatlah matahari, tubuhku kotor
sekali. Saat ini, manusia mengirim sampah kepadaku setiap hari. Airku keruh,
sudah tidak jernih lagi. Sampah-sampah plastik dan rumah tangga sudah memenuhi
tubuhku”, ungkap sungai pada matahari.
“Dulu, aku berkawan baik dengan
mereka para manusia. Setiap hari mereka mengunjungiku. Anak-anak sering bermain
di sini, mencari ikan atau hewan air lainnya. Atau sekedar ingin bermain
kecipak air denganku. Lalu, banyak manusia yang mandi dan mencuci baju di sini.
Ada pula yang memandikan kerbaunya setelah seharian menggarap sawah. Namun,
saat ini yang aku jumpai hanya sampah. Sekarang manusia malah jahat kepadaku” ,
tutur sungai menceritakan kesedihannya.
Ketika sungai menceritakan
kesedihannya kepada matahari, di kejauhan terlihat seorang manusia datang
sambil membawa jinjingan. Ia menjinjing kantong keresek. Kantong kereseknya
terlihat penuh. Lalu, manusia melemparkannya ke tubuh sungai.
“Wiiiiiiiiiiiiiiing, kecipak!!!”,
bunyi keresek yang dilempar lalu menyentuh air sungai.
Kejadian tersebut membuat sungai
semakin bersedih. Menyaksikan hal itu, matahari merasa iba. Padahal, manusia
sangat membutuhkan air yang ada pada tubuh sungai untuk kehidupan mereka.
Namun, manusia seolah lupa akan hal itu.
@@@
Setelah kejadian itu, esoknya awan
hitam datang. Ia berkata pada sungai bahwa hari ini hujan akan turun lebat.
Sungai tak bisa berkata apa-apa. Ia
tahu bahwa jika hujan lebat datang, air pada tubuhnya akan meluap dan
membanjiri rumah-rumah manusia. Sebab, sampah begitu banyak dan bisa
mengahalangi aliran air.
Lantas, hujan pun datang, air sungai
sangat penuh. Sampah-sampah meliputi tubuh sungai. Lalu, air meluap. Keluar
dari tubuh sungai dan membanjiri manusia. [ ]
Keyword: Dongeng Anak
0 comments:
Post a Comment