Kehidupan yang dijalani seringkali
realitanya di luar ekspektasi. Manusia dianugerahi pikiran yang bisa
merencanakan masa depan. Banyak harapan agar bisa meraihnya. Tapi apa dikata,
manusia hanya bisa berencana, namun Tuhan yang menentukan. Begitulah ungkapan
yang seringkali kita dengar.
Tuhan menganugerahkan manusia dengan
rasa sedih, takut, cemas, khawatir, bahagia, damai, tentram, lega dan segenap
rasa lainnya.
Sepanjang hidupnya, manusia tidak bisa
hanya merasakan bahagia saja, misalnya. Atau sedih terus menerus, takut
berturut-turut. Tidak akan. Tuhan menganugerahkan satu rasa diiringi rasa
lainnya. Ketika merasa sedih di dalam satu keadaan ternyata merasa bahagia
dalam hal lain. Seorang ibu yang mengidap kanker merasa bahagia ketika tahu
bahwa sebentar lagi ia akan menimang cucu. Di sisi lain sakit, tapi ternyata
bahagia di sudut yang lain. begitulah kehidupan.
Banyak sekali hikmah yang bisa diraih
dalam setiap peristiwa. Seorang perempuan yang menjalani hubungan dengan
seorang pria selama beratus-ratus hari dan berencana menikah, bisa gagal hanya
dengan beberapa jam. Hubungan yang dibangun rubuh begitu saja. Malah setelah
itu keadaan menjadi jauh lebih baik dan menenangkan. Perempuan atau laki-laki
itu akhirnya menikah dengan orang yang sebelumnya tak sama sekali terbesit di
pikirannya. Begitulah kehidupan beserta misterinya.
Setelah peristiwa, kadangkala kita
berpikir mengapa hal demikian terjadi? Merasa sakit, sedih atas peristiwa yang
menimpa itu wajar. Tapi banyak hikmah yang disuguhkan Tuhan atas peristiwa yang
terjadi. Dan itu mesti disadari dan diresapi.
Semacam pertunjukan wayang, kita
manusia adalah wayangnya. Dan Tuhan adalah Sang Dalang yang berkehendak
menggerakan manusia dalam kehidupan. Tapi perbedaannya, manusia yang digerakkan
Tuhan dinugerahi pilihan, diwajibkan berikhtiar untuk melangsungkan kehidupan.
Tetapi tetap Tuhan yang berwenang menentukan segalanya.[]
0 comments:
Post a Comment